rss
twitter
    Impossible is Nothing but Nothing is Possible

berduka,,, the funeral

kemarin ku patut ikut berduka, walopun ku tak ada hubungan lagi, ayahnya fiya kemaren meninggal dunia, disebabkan sakit yang dideritanya.
ceritanya sejak tanggal 16 ato 17 agustus, ayahnya sudah masuk rumah sakit. dikarenakan sakit yang kembali kumat. tanggal 17 kemaren fiya juga tidak ikut upacara disekolah, nungguin ayahnya. rabu kemaren dia masuk, yah dengan ekspresi wajah yang memang kelihatan sedih, magnya juga ge kambuh. dia ikut pelajaran seperti biasa. sempat dia bercerita dulu tentang keadaan ayahnya, fiya juga ikut menderita karena ayahnya. yah memang sakit jika ada cobaan seperti itu. untungnya dia lumayan tegar, sehingga dia mampu untuk berprestasi. hingga siang kemaren, tepat satu jam pelajaran bu tatik, bu siti masuk, saat itu aku sempat merasakan sesuatu yang gag enak. terbukti beliau memanggil fiya, mengabarkan ayahnya sakit. dia terang langsung menangis, danang langsung ngumpulin uang dansos, yeni langsung ikut nenangin dia. aku sejenak mematung, tak tau apa yang harus ku lakuin. aku ikut menuju ke arah fiya. mengusap air matanya perlahan. dia menarik tanganku, digenggamnya erat. sejenak ku melupakan masa lalu. atika ma sifa juga ikut bilang "sudahlah bang, senengin atinya dulu." saat semua bilang mau kerumahnya, aku iya2 aja. ijin ke ortu, aku sempet berpikir apa kata ibu nanti? dulu ibu yang paling kecewa. saat aku memberitahukan berita duka itu, ibu juga terdengar ikut khawatir, dan menasehatiku agar berhati2.
ku berangkat dengan teman2, menuju pejalanan yang jauh, tapi kupikir semua tak ada apa2nya. melewati jalan yang lain saat ku pertama ku kerumahnya. langsung kerumahnya, fiya yang naek mobil dengan ibu kosnya, masih belum tiba. masuk kerumahnya, terlihat seperti baru saja ayahnya dimandikan di halaman depan. terlihat dimana halaman depan yang basah dan bertebaran bunga. kakaknya yang jadi perawat *ato apalah ku lupa* sedang berbincang ma ibunya fiya, kakaknya yang satunya belum kelihatan. sekelompok orang ato cuma 2 orang lagi menggotong-gotong sebuah kotak yang kuperkirakan sebagai peti mati. tak berapa lama, fiya sudah datang, ekspresi wajahnya terlihat lebih tegar daripada yang tadi. ku juga ikutan tenang. angka2 digital di hapeku, menunjukkan angka 16.05, bisa dipastikan pulang larut jika tidak cepat pamit. sebenarnya terasa tak tega juga harus ninggalin dia. aku waktu itu bisa luluh juga. untuk terakir hari itu, kulihat dia lebih tegar. semoga kau lebih tegar, tegarkan hatimu. keep smile.

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong kasih komentar ya.. terima kasih dah mau mampir di blog ini...

About Me

Foto saya
Fahim, sepatah kata yang merupakan nama saya. nama yang terus saya jaga dan saya perkenalkan kepada anda lewat blog ini. inilah fahim.

Follower